PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Industri merupakan salah satu faktor penting
terciptanya kemajuan kehidupan manusia. Kegiatan industri telah menghasilkan
berbagai produk yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia, namun di lain
sisi kegiatan industri ini juga membawa dampak yang negatif berupa pencemaran
lingkungan, baik itu berbentuk padat, cair, ataupun gas buang berupa asap yang
keluar dari cerobong asap pabrik.
Pencemaran udara oleh bahan-bahan
kimia yang berasal dari aktivitas industri telah sampai pada tahap yang membahayakan. Apabila hal ini dibiarkan terus-menerus dan tidak terkendali, maka akan
menyebabkan manusia tidak dapat bernapas lagi, karena seluruh atmosfer
telah penuh dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya. Pencemaran udara oleh
bahan-bahan kimia sudah merupakan suatu ancaman internasional, karena hal ini
ternyata bukan hanya terjadi di negara-negara yang memiliki industri saja,
namun polusinya juga menyebar ke negara-negara terdekat lainnya (Sumardjo,
2009).
Pembangunan dalam bidang industri,
menyebabkan tumbuhnya pabrik-pabrik yang memberikan efek samping berupa bahan-bahan kimia yang mengotori udara. Pencemaran udara
oleh bahan-bahan kimia akan menyebabkan masalah yang kompleks, karena tidak
hanya menyangkut kehidupan manusia, tetapi juga organisme hidup yang lain di
bumi.
Pabrik-pabrik industri yang ada di
Indonesia saat ini kurang memperhatikan filter pada cerobong asap pabriknya,
sehingga asap hasil pembakaran yang keluar dari cerobong asap pabrik tidak
tersaring dengan baik. Hal ini dapat membahayakan udara disekitar pabrik,
karena zat-zat dan kandungan logam berbahaya yang ada pada asap ikut mencemari
udara. Jika cerobong asap pabrik tidak memiliki filter yang baik, maka asap
akan mengeluarkan banyak debu serta bau yang tidak sedap. Logam-logam berat
yang dimuntahkan oleh cerobong asap pabrik dalam bentuk partikel perlu mendapat
perhatian. Bahan-bahan kimia metalik ini sangat berbahaya bagi kehidupan
manusia, hewan dan tumbuhan (Sumardjo, 2009).
Masalah asap pabrik industri
disebabkan oleh cerobong asapnya yang tidak efektif. Di Indonesia, model dan
posisi cerobong asap pabrik telah mengakibatkan semakin parahnya polusi udara.
Selama ini cerobong asap pabrik dibangun menjulang tinggi ke langit (vertikal)
dengan harapan agar gas buangnya akan berterbangan ke angkasa. Padahal, gas
buangnya akan terbawa lagi ke bumi ketika terjadi hujan, bahkan menjadi hujan
asam.
Kebanyakan
pabrik masih belum menggunakan alat filtrasi pada cerobong asap. Dalam hal ini, langkah penganggulangan
yang dapat dilakukan adalah dengan memasang alat-alat pembersih gas buang pada
pabrik tersebut. Pemilihan alat pembersih gas setiap pabrik berbeda-beda.
Semakin canggih alat yang digunakan maka gas emisi yang tersaring semakin
banyak, hal ini dapat dilakukan untuk mengurangi emisi ke atmosfer.
Pengendalian emisi dapat dilakukan dengan berbagai alat. Pemilihannya dapat
dilakukan dengan pertimbangan efisiensi, sifat kimiawi pencemar, dan lainnya.
Asap pabrik
merupakan salah satu penyumbang polutan penyebab pencemaran udara yang
dikeluarkan oleh cerobong asap. Kandungan asap pabrik suatu industri seperti
gas karbondioksida (CO2), karbon monoksida (CO), Sulfur Oksida (SO)
dan partikulat polutan lainnya menyebabkan degradasi lingkungan yang memicu
terjadinya hujan asam dan global warming. Dampak
buruk polutan bagi kesehatan manusia jika konsentrasinya melebihi ambang batas
antara lain dapat menyebabkan gangguan pernapasan seperti bronitis, emfisema,
kanker kulit dan penurunan kesehatan pada umumnya sedangkan pada konsentrasi
tinggi, senyawa (SO) ini dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan
tenggorokan (Soedomo 2001).
ISI
A. Cerobong Asap
1. Pengertian Cerobong Asap
Cerobong asap adalah struktur
untuk ventilasi panas gas buang atau asap dari boiler, kompor, tungku atau
perapian ke luar atmosfer. Cerobong asap biasanya vertikal, atau sedekat
mungkin ke vertikal, untuk memastikan bahwa aliran gas lancer. Ruang di dalam
cerobong asap disebut asap. Cerobong asap dapat ditemukan pada bangunan,
lokomotif uap dan kapal di Amerika
Serikat, cerobong asap istilah (bahasa sehari-hari, stack) juga digunakan
ketika mengacu pada cerobong asap lokomotif. Istilah saluran umumnya digunakan
untuk cerobong asap kapal dan kadang-kadang untuk merujuk cerobong asap
lokomotif(Muhammad, Rusdi:2012)
Chimneys yang tinggi menarik udara untuk pembakaran dan untuk membubarkan
polutan dalam gas buang di wilayah yang lebih besar sehingga mengurangi
konsentrasi polutan sesuai dengan batasan peraturan atau lainnya.
2. Fungsi Cerobong Asap
Adapun fungsi cerobong asap adalah
untuk meningkatkan menarik udara, untuk pembakaran dan untuk membubarkan
polutan dalam gas buang di wilayah yang lebih besar sehingga mengurangi
konsentrasi polutan sesuai dengan batasan peraturan atau lainnya(Muhammad,
Rusdi:2012).
3. Prinsip kerja cerobong asap
Prinsip Bernoulli ditemukan oleh Daniel Bernoulli pada tahun
1700-1782 diawal abad kedelapan belas. Pada intinya, prinsip Bernoulli
menyatakan bahwa dimana kecepatan fluida tinggi, tekanan rendah, dan dimana
kecepatan rendah, tekanan tinggi.
Dari prinsip tersebut dapat dijelaskan bahwa proses naiknya asap
dalam cerobong diawali karena kondisi asap itu sendiri. Asap yang dihasilkan
oleh pabrik memiliki suhu yang panas. Artinya lebih tinggi dari suhu udara yang
berada di sekitar atau di atas cerobong asap. Karena tingginya suhu ini,
mengakibatkan massa jenis udara kecil sehingga bergerak keatas.
Selain itu, terdapat angin yang bertiup di bagian atas cerobong,
yang menyebabkan tekanan udara di sekitar cerobong menjadi lebih kecil.
Sedangkan di dalam ruangan tertutup tidak terdapat angin yang bertiup, sehingga
tekanan udara lebih besar. Inilah yang mengakibatkan asap pabrik tergiring naik
ke dalam cerobong asap dan akhirnya keluar.
(Douglas C. Giancolli. 2001).
B.
Unsur
penyebab pencemaran udara oleh cerobong asap
Jenis zat kimia pencemar udara yang berbahaya diantaranya adalah
karbon dioksida, sulfur dioksida, nitrogen oksida dan lain-lain.
1.
Karbon
dioksida (CO2)
Merupakan hasil pembakaran sempurna antara karbon dengan oksigen
pada pembakaran batubara, minyak bumi dan gas pada industri. Gas karbondioksida
dapat menyebabkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca merupakan efek dari kadar CO2
yang melebihi kadar yang seharusnya sehingga menyebabkan panas bumi meningkat.
Panas bumi yang meningkat menyebabkan es di kutub mencair sehingga menyebabkan
kota yang terletak di pimggiran pantai rentan terhadap banjir.
2.
Sulfur
dioksida
Merupakan senyawa yang berasal dari pembakaran industri minyak
bumi, batu bara, letusan gunung merapi dan diperoleh juga dari oksidasi bijih
sulfida. Sulfur dioksida yang terhirup banyak dapat menyebabkan radang
paru-paru dan tenggorokan akibat terbentuknya asam sulfit. Sulfur dioksida
merupakan gas yang berbau menyengat, tidak berwarna, tidak flammable dan tidak
eksplosif.
3.
Nitrogen
oksida
Meliputi nitrogen monoksida dan nitrogen dioksida. Kebanyakan
terdapat dari hasil asap kendaraan bermotor dan bahan bakar industri. Nitrogen
monoksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau sedangkan nitrogen
dioksida memiliki warna cokelat kemerahan dan bau yang tajam. Nitrogen oksida
berbahaya karena merupakan penyusun asap fotokimia dan jika kena mata bisa
perih dan terhirup menyebabkan sesak nafas.
(Dina Septiani:2012)
C. Data yang menunjukan tingkat
polusi asap pabrik saat ini
Badan Kesehatan Dunia (WHO) merilis daftar kota dengan tingkat
polusi udara tertinggi. Kota tersebut bukan Beijing atau Mumbai yang identik
dengan udara kotor melainkan kota kecil di Iran yang bernama Ahvaz. Kota ini
memiliki tingkat polusi udara untuk PM10 hingga 372 mikrogram per meter kubik
melebihi batas ambang maksimal WHO PM10 sebesar 20 mikrogram. Daftar WHO
tersebut berisi hasil pemantauan polusi udara di 1.082 kota dari 91 negara.
Hasilnya, kota-kota di Iran, India, Pakistan dan Mongolia menempati peringkat
terburuk, sementara kota-kota di Amerika Serikat dan Kanada mendapat peringkat
terbaik.
WHO merilis daftar tersebut pada Senin 26 September 2011 untuk
menyoroti pentingnya pengurangan polusi udara yang diperkirakan menyebabkan
1,34 juta kematian per tahun. Daftar tersebut diperoleh sesuai laporan tahunan
yang menghitung kadar partikel udara pada 1.082 kota di dunia. Pengukuran
polusi udara menggunakan satuan partikulat atau dikenal juga dengan sebagai
materi partikulat atau particulate matter (PM), yaitu bagian kecil dari materi
padat yang terkandung dalam udara atau air. Kategorisasi yang paling umum
digunakan pada partikel menggunakan ukurannya. Sebuah partikel dengan diameter
10 mikrometer atau kurang yang bergerak di udara disebut PM10. Ada juga PM2.5
yang menunjuk pada partikel dengan diameter kurang dari 2,5 mikrometer dalam
udara yang bergerak bebas.
WHO merekomendasikan batas maksimal PM10 sebesar 20 mikrogram dapat
menyebabkan penyakit pernafasan serius bagi manusia. Sebagian besar polutan
udara tersebut adalah senyawa sulfur dioksida dan nitrogen dioksida yang
dihasilkan dari pembangkit listrik, knalpot mobil, dan industri. Kota Ahvaz di
Iran barat daya memiliki tingkat tertinggi PM10 rata-rata tahunan yaitu sebesar
372 mikrogram per meter kubik. Industri berat dan bahan bakar kendaraan
berkualitas rendah adalah penyebab utama polusi udara di kota padang pasir
dengan populasi 1,3 juta orang ini. Studi ini juga menemukan bahwa ibukota
Mongolia, Ulan Bator, memiliki rata-rata kepadatan PM10 tahunan 279 mikrogram
per meter kubik. Disusul oleh kota di sebelah barat Iran, Sanandaj dengan 254
mikrogram PM10 per meter kubik.
Kota-kota di Pakistan dan India seperti Quetta dan Kanpur, serta
ibu kota Botswana, Gaborone juga menduduki peringkat tinggi pada tingkat polusi
udaranya. WHO mengatakan bahwa penyebab tingginya tingkat polusi udara
bervariasi. Cepatnya industrialisasi dan penggunaan bahan bakar transportasi
dan pembangkit listrik yang berkualitas rendah seringkali menjadi sumber
masalah. Daerah metropolitan India seperti New Delhi, Mumbai dan Kalkuta, telah
melarang pembangunan pembangkit listrik baru dalam batas kota, sedangkan
pembangkit listrik yang sudah ada ditutup atau dipindahkan. Namun, di saat yang
sama, kurangnya angkutan umum telah menyebabkan ledakan mobil milik pribadi dan
SUV sehingga meningkatkan jumlah polusi kendaraan diesel 10 kali lipat karena
bahan bakar diesel disubsidi oleh pemerintah. Di Ulan Bator Mongolia, polusi
udara disebabkan oleh pembakaran batu bara, kayu dan bahan-bahan lain untuk
keperluan pemanasan, memasak, dan pembangkit listrik. Pembangkit listrik batu
bara menghasilkan asap ke langit kota yang terletak di sebuah lembah yang
dikelilingi pegunungan sehingga menjebak dan menahan polusi seperti di kota
Beijing.
Di Ulan Bator banyak dihuni mantan penggembala dan petani yang
tinggal di tenda-tenda atau gubuk-gubuk kayu dengan sedikit listrik dan panas,
maka mereka mengandalkan pembakaran batubara, kayu, dan kotoran kering untuk
memasak dan menjaga makanan tetap hangat. Asap pembakaran itu berkumpul dengan
emisi kendaraan menciptakan selimut kabut asap tebal yang menutupi kota amper
sepanjang tahun.
(Riana:2012)
D. Dampak negatif dari cerobong asap
Cerobong asap pabrik yang
mengeluarkan asap hitam tebal, banyak mengandung partikel-partikel halus
butiran-butiran yang begitu kecil sehingga dapat menembus bagian terdalam
paru-paru. Sebagian besar partikel halus ini terbentuk dengan polutan lain,
terutama sulfur dioksida dan oksida nitrogen, dan secara kimiawi berubah dan
membentuk zat-zat nitrat dan sulfat. Sementara itu, hasil penelitian World
Health Organization (WHO) di pusat-pusat lokasi industri terjadi
penurunan mutu udara ambien tiga kali lebih buruk dari baku mutu yang telah
ditetapkan (Ariyanto, 2003).
Dampaknya bagi kesehatan manusia yang disebabkan oleh pencemaran udara akan
terakumulasi dari hari ke hari. Dampaknya dalam jangka waktu yang lama akan berakibat pada berbagai gangguan kesehatan,
seperti bronitis, emfisema, dan kanker paru-paru. Dampak kesehatan
yang diakibatkan oleh pencemaran udara berbeda-beda antar individu. Populasi
yang paling rentan adalah kelompok individu berusia lanjut dan balita. Menurut
penelitian di Amerika Serikat, kelompok balita mempunyai kerentanan enam kali
lebih besar jika dibandingkan dengan orang dewasa. Kelompok balita lebih rentan
karena mereka lebih aktif, dengan demikian menghirup udara lebih banyak,
sehingga mereka lebih banyak menghirup zat-zat pencemar.
Selain berdampak terhadap kesehatan,
pencemaran udara juga dapat menganggu keseimbangan alam. Seperti menghambat
fotosistesis tumbuhan. Terhadap tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat
terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis,
dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat
menghambat proses fotosintesis.
Selanjutnya dapat meningkatkan efek
rumah kaca. Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC,
metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas
matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap
dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
Pemanasan global sendiri akan berakibat pada pencairan es di kutub, perubahan
iklim regional dan global, perubahan siklus hidup flora dan fauna, serta
kerusakan lapisan ozon.
E. Siklus Cerobong Asap
SOLUSI
A.
Usaha
pencegahan pencemaran udara oleh asap pabrik yang dapat kita lakukan, yaitu:
1.
Pengendalian (SO2) dilakukan
dengan mengurangi penggunaan bahan bakar bersulfur tinggi, seperti batu bara
dengan bahan bakar yang lebih bersih untuk lingkungan.
2.
Cara
yang paling tepat untuk menghindari terjadinya pencemaran (NO2) adalah
dengan menghindari penggunaan bahan bakar fosil.
3.
Mengurangi
pemakaian bahan bakar fosil terutama yang mengandung asap serta gas-gas polutan
lainnya agar tidak mencemarkan lingkungan.
4.
Melakukan
penyaringan asap sebelum asap dibuang ke udara dengan cara memasang bahan
penyerap polutan atau saringan.
5.
Mengalirkan
gas buangan ke dalam air atau dalam lauratan pengikat sebelum dibebaskan ke
air. Atau dengan cara penurunan suhu sebelum gas buang ke udara bebas.
6.
Membangun
cerobong asap yang cukup tinggi sehingga asap dapat menembus lapisan inversi termal
agar tiZdak menambah polutan yang tertangkap di atas suatu pemukiman.
7.
Mengurangi
sistem transportasi yang efisien dengan menghemat bahan bakar dan mengurangi
angkutan pribadi.
8.
Memperbanyak
tanaman hijau di daerah polusi udara tinggi, karena salah satu kegunaan
tumbuhan adalah sebagai indikator pencemaran dini, selain sebagai penahan debu
dan bahan partikel lain.
B.
Cara
menanggulangi pencemaran udara
1.
Penanaman
pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu
lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.
2.
Clean
Air Act yang dibuat oleh pemerintah dan menambah pajak bagi industri yang
melakukan pencemaran udara.
3.
Mengembangkan
teknologi yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui diantaranya Fuel Cell
dan Solar Cell.
4.
Menghemat
Energi yang digunakan.
5.
Menjaga
kebersihan lingkungan tempat tinggal.
C.
Hal
yang dapat dilakukan
1.
Inovasi Hujan Buatan
Air adalah zat atau unsur yang penting bagi semua
bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet
lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliunkilometer kubik
(330 juta mil³) tersedia di bumi. Keberadaan air memiliki peran yang sangat besar di segala aspek, terutama
dalam hal perindustrian. Air dalam industri tidak hanya digunakan sebagai
pencuci bahan baku produksi melainkan dapat digunakan sebagai pencuci atau
penyaring limbah dari proses produksi yang dihasilkan melalui cerobong asap
pabriknya. Proses penyaringan limbah tersebut sangat efektif jika menggunakan
media air.
Sifat air yang halus dapat mengikat logam berbahaya yang terkandung dalam limbah asap pabrik, salah
satunya ada silika yang menjadi hasil samping dari inovasi hujan buatan. Menurut Wikipedia, air
sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat
kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah
tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai
sebuah ion hidrogen (H+) yang
berikatan dengan sebuah ion hidroksida (OH-). Zat-zat kimia yang dihasilkan oleh
sisa pembuangan proses industri sangatlah berbahaya untuk lingungan sekitar.
Selain bisa berdampak pada kelestarian lingkungan, juga bisa mengakibatkan
berbagai penyakit pada manusia. Ironisnya, pihak-pihak pabrik
sembarangan dalam hal pembuangan limbah yang dihasilkan dari proses
perindustriannya. Akibatnya banyak lingkungan yang
tercemar yang semuanya bersumber dari pihak-pihak pengelola industri
yang tidak bertanggung jawab.
Menurut Rismunandar (1984:4), air yang dalam
keadaan murni memiliki sifat dapat melarutkan dan melapukkan benda-benda
keras dan logam tertentu yang terdapat pada limbah asap pabrik serta dapat
melepaskan kembali zat yang larut di dalamnya.
Oleh karena itu, konsep hujan buatan pada cerobong asap pabrik akan dikombinasikan dengan air untuk
meminimalisir dampak-dampak yang terkandung dalam limbah-limbah hasil produksi
pabrik. Dengan adanya inovasi hujan buatan inilah yang akan memfilter semua
limbah asap pabrik sebelum dikeluarkan ke lingkungan sekitar. Zat-zat berbahaya
yang terkandung di dalam limbah asap pabrik akan disaring oleh air pada
cerobong asap pabrik. Sehingga sisa-sisa penyaringan tersebut jika dikeluarkan
ke lingkungan sudah dalam keadaan bersih dan aman bagi lingkungan.
Inovasi hujan buatan pada
cerobong asap pabrik merupakansolusi yang efektif dalam upaya mengurangi bahaya polusi udara yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik industri.
Membuat filter cerobong asap pabrik dengan memanfaatkan air dirasa efektif
karena dapat menangkap partikel-partikel logam berbahaya dengan baik. Selain itu, hasil daritangkapan partikel logam yang
berasal dari asap tersebut bisa digunakansebagai bahan dasar pembuatan semen, yakni dalam bentuk silikon. Hal ini
seperti yang dikemukakan oleh Brent Constantz (Vivanews,
2011), bahwa air yang
menangkap asap pabrik dapat dibuat sebagai bahan dasar semen. Yang tidak kalah pentingnya cara ini tidak
berdampak negatif terhadap lingkungan.
Adapun pelaksanaan inovasi hujan buatan sebagai upaya penyelamatan bumi dari bahaya polusi
yaitu:
a.
Membangun tangki penyimpanan air
Tangki penyimpanan air yang dibangun, lokasinya harus
berada di dekat cerobong asap pabrik bagian bawah. Hal ini
dimaksudkan untuk mengefisienkan energi dari mesin air yang akan mendorong air
hingga ke bagian atas cerobong asap pabrik. Ukurannya disesuaikan dengan
besarnya cerobong asap pabrik.
b.
Memasang instalasi pipa
Memasang pipa mulai dari tangki penyimpanan air hingga terhubung ke bagian atas cerobong
asap pabrik, kemudian memberi cabang pada
pipa untuk saluran air yang akan masuk ke dalam bagian cerobong, bagian ujung
pipa yang dimasukkan kedalam cerobong asap pabrik diberi tempat keluarnya air
seperti shower, alat ini nantinya yang akan membentuk hujan buatan pada
cerobong asap pabrik ketika dialirkan air dengan
deras. Air disini berfungsi
untuk menghujani asap pabrik sebelum keluar dari cerobong asap. Sehingga air
yang memiliki sifat yang halus dapat menangkap logam dengan ukuran kecil. Ada
dua tingkatan air yang dimanfaatkan sebagai hujan buatan pada
bagian atas cerobong asap pabrik, hal ini bertujuan untuk untuk
mengefektifkan asap yang keluar dari cerobong asap pabrik.
c.
Memberi mesin pompa air
Mesin pompa air berfungsi untuk menyedot air
dari tangki penyimpanan air dan memompanya hingga ke bagian atas cerobongdengan kuat.
Mesin pompa air hanya difungsikan ketika pabrik sedang dalam proses produksi
saja.
d.
Memasang
lapisan pasir dan karbon aktif
Bagian bawah cerobong asap pabrik,
diberi dua lapisan, yakni dari
material pasir di lapisan atas dan karbon aktif pada
lapisan terakhir. Dimana pasir berfungsi untuk menyaring partikel-partikel berbahaya yang
terbawa oleh asap dan
ditangkap oleh air. Karbon aktif yang terbuat dari arang tempurung kelapa berfungsi untuk
mengabsorpsi bahan-bahan kimia berbahaya. Air yang keluar dari lapisan pasir
dan karbon aktif, dialirkan kembali ke tangki
penyimpanan air. Air yang sudah melewati proses penyaringan tersebut sudah bersih
dan dapat digunakan kembali untuk dialirkan ke bagian
atas cerobong asap pabrik. Jadi, tidak perlu menggunakan air yang baru, karena
telah terjadi siklus air yang baik.Material partikel yang telah terkumpul dan mengendap, nantinya dapat dimanfaatkan
sebagai bahan dasar pembuatan semen.
e.
Menambahkan
karbon aktif pada bagian atas cerobong asap pabrik
Bagian atas cerobong asap pabrik
diberi karbon aktif yang berfungsi untuk menyerap partikel-partikel kecil yang
tidak tertangkap oleh hujan buatan. Karbon
aktif pada bagian atas pabrik dibuat dari tempurung kelapa yang memiliki nilai
absorpsi paling tinggi dan berfungsi sebagai desulfurisasi, yang dapat menghilangkan gas beracun, bau busuk, asap, dan menyerap racun (dekindo.com, 2011).
Limbah asap pabrik yang dihasilan oleh industri merupakan abu sisa pembakaran dari batu bara yang dipakai dalam banyak industri.Asap pabrik sendiri tidak memiliki kemampuan mengikat seperti
halnya semen. Tetapi dengan kehadiran air dan ukuran partikelnya yang halus,
oksida silika yang dikandung oleh asap pabrik akan
bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida yang terbentuk dari proses hidrasi
semen dan menghasilkan zat yang memiliki kemampuan mengikat.
Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, aplikasi penggunaan silika
pada industri semakin meningkat terutama dalam penggunaan silika ukuran
partikel yang kecil. Salah satu contoh silika dengan ukuran mikron banyak
diaplikasikan dalam material bangunan, yaitu sebagai bahan campuran pada semen.
Semen yang dicampur dengan silika akan menghasilkan produk semen yang
berkualitas tinggi.
Rongga yang kosong di antara partikel semen akan diisi oleh mikrosilika
sehingga berfungsi sebagai bahan penguat beton (mechanical property) dan
meningkatkan daya tahan (durability). Selama ini kebutuhan
mikrosilika dalam negeri dipenuhi oleh produk impor, sehingga hasil sampingan
dari inovasi teknologi ini mendapatkan dua keuntungan. Pertama, dapat
mengurangi polusi udara. Kedua, memberikan nilai ekonomi yang baik melalui
silika yang dihasilkan sebagai bahan campuran pembutan semen.
Hasil tangkapan dari hujan buatan pada cerobong
asap pabrik yang berupa silika tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai bahan dasar semen. Constantz, peneliti dari California melihat peluang bahwa
produsen semen, dapat memenuhi permintaan pasar sekaligus mengurangi jumlah
karbondioksida yang dilepaskan ke atmosfer bumi. Selain itu, produsen semen juga bisa
menyerap bahan baku dari pelepas karbondioksida terbesar di dunia, yakni
pabrik-pabrik yang mengeluarkan banyak asap dari cerobong asap pabriknya
(vivanews.com, 2011).
Konsep hujan buatan apabila
diterapkan pada cerobong asap pabrik industri, maka dapat mengurangi bahaya
polusi udara yang saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Selain caranya yang
efektif, dari segi biaya juga tidak membutuhkan banyak dana. Berikut adalah gambar model
teknolgi inovasi hujan buatan pada cerobong asap pabrik.
Gambar 2.Model Inovasi Hujan Buatan pada
Cerobong Asap Pabrik
2.
PLB
(Program Langit Biru) adalah suatu program pengendalian pencemaran udara dari
kegiatan sumber bergerak (kendaraan bermotor) dan sumber tidak bergerak
(industri). Program itu bertujuan untuk menciptakan mekanisme kerja, dalam
pengendalian pencemaran udara yang berdaya guna dan berhasil guna, serta
terkendalinya pencemaran udara. Kemudian, tercapainya kualitas udara
ambien yang diperlukan untuk kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya serta
terwujudnya perilaku manusia sadar lingkungan.
3.
Upaya
sadar lingkungan dalam menunjang PLB, antara lain menurunkan beban emisi
pencemaran industri, melaksanakan penghijauan melalui program penghutanan kota
yang diselenggarakan pemda maupun masyarakat di lingkungan rumah, perkantoran
dan industri.
4.
Sedangkan
untuk mengurangi pencemaran udara di lingkungan perumahan, perkantoran dan
industri, pihak Bapedalda (Badan Penelitian Dampak Lingkungan Daereh) mengimbau
kepada pemilik kendaraan, agar merawat kendaraannya dengan baik. Karena
kendaraan yang kurang terawat berpotensi mencemari udara.
5.
Selain
itu, lahan yang tersedia di sekitar rumah, kantor dan pabrik agar dimanfaatkan
untuk penghijauan. Karena, setiap pohon di samping menghasilkan oksigen juga
berfungsi sebagai penyaring udara.
D.
Teknologi yang
dapat digunakan untuk menanggulangi pencemaran asap pabrik melalui cerobong
asap
Pengendalian
emisi dapat dilakukan dengan berbagai alat. Pemilihannya dapat dilakukan dengan
pertimbangan efisiensi, sifat kimiawi pencemar, dan lainnya. Beberapa alat
pengendali emisi antara lain sebagai berikut:
1. Filter udara, berguna untuk menyaring partikel yang ikut keluar
dari cerobong agar tidak ikut terlepas ke udara sehingga hanya udara yang
bersih yang keluar ke lingkungan.
2.
Pengendap
siklon, yaitu pengendap partikel yang ikut dalam emisi dengan memanfaatkan gaya
sentrifugal dari partikel dengan cara partikel diembuskan ke dinding tabung
siklon sehingga partikel yang berat akan mengendap.
3.
Pengendap
sistem gravitasi, yaitu ruang panjang yang dilalui partikel sehingga
perlahan-lahan dimungkinkan terjadi pengendapan partikel ke bawah akibat gaya
gravitasi.
4.
Pengendap
elektrostatika, berguna untuk mengendapkan partikel di bawah diameter 5
mikrometer dan paling efektif digunakan pengendap elektrostatik. Dengan alat
ini, volume udara yang dibersihkan dapat dalam jumlah yang besar.
5.
Filter
basah, scrubber, atau wet collectors, berguna untuk mengendapkan
pencemar nonpartikel. Scrubber dapat memisahkan udara bersih dari
pencemar nonpartikel. Kerja alat ini adalah dengan menggunakan larutan
penyerap. Pencemar nonpartikel dilewatkan dalam larutan penyerap sehingga
larutan akan menyerap pencemar nonpartikel tersebut.
E.
Peraturan
perundang-undangan
Penanggulangan dan Pemulihan Pencemaran Udara Pasal 25
1.
Setiap orang
atau penanggungjawab usaha dan atau kegiatan yang menyebabkan terjadinya pencemaran
udara dan atau gangguan wajib melakukan upaya penanggulangan dan pemulihannya.
2.
Kepala
instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis penanggulangan dan
pemulihan pencemaran udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
BAB VI
GANTI RUGI
Pasal 54
(1) Setiap
orang atau penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang mengakibatkan
terjadinya pencemaran udara wajib menanggung biaya penanggulangan pencemaran
udara serta biaya pemulihannya.
(2) Setiap
orang atau penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan kerugian
bagi pihak lain, akibat terjadinya pencemaran udarawajib membayar ganti rugi
terhadap pihak yang dirugikan.
Penetapan peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan pencemaran udara seperti Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Penentuan pengelola pengawasan dan
penanggungjawab pengendalian pencemaran udara serta dampaknya, yaitu:
1.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup bertanggungjawab
terhadap regulasi emisi dan pemantauan dampak lingkungan yang terjadi.
2.
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
bertanggungjawab terhadap pengawasan dan pengendali mutu bahan bakar.
3.
Departemen Perindustrian bertanggungjawab
mengawasi produk komponen kendaraan yang ramah lingkungan dan mengawasi dan
sertifikasi bengkel dalam rangka meningkatkan kualitas udara di perkotaan.
4.
Departemen Perhubungan bertanggungjawab
pengujian tipe untuk kendaraan bermotor produksi baru termasuk uji emisi gas
buang dan pengadaan dan pemasangan converter kit.
5.
Pemerintah Daerah bertanggungjawab terhadap
pengujian kendaraan bermotor yang sedang berjalan.
(Mukono: 2006)
KESIMPULAN
Pencemaran udara oleh bahan-bahan
kimia yang berasal dari aktivitas industri telah sampai pada tahap yang membahayakan makhluk hidup di bumi, termasuk manusia.
Cerobong asap pabrik yang tidak menggunakan filter akan mengeluarkan limbah
asap yang mengandung banyak partikel dan logam berbahaya ke udara bebas. Saat
ini, masih banyak pabrik yang belum menggunakan filter pada cerobong asap
pabriknya. Sehingga banyak logam berbahaya yang keluar
dan membahayakan kehidupan di sekitarnya. Oleh karena itu, diperlukan teknologi
yang tepat dan efektif untuk bisa diterapkan pada cerobong asap
pabrik. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan air, dengan inovasi hujan buatan pada
cerobong asap pabrik sebagai upaya penyelamatan bumi dari polusi udara.
Konsep hujan buatan memanfaatkan air untuk
menangkap banyak partikel dan logam berbahaya yang terbawa oleh asap pabrik
sebelum keluar dari cerobong. Pada bagian atas cerobong asap pabrik diberi karbon aktif untuk menyerap logam
berbahaya. Air yang jatuh
nantinya akan disaring kembali oleh lapisan pasir dan karbon aktif yang berada
pada bagian bawah cerobong asap. Selanjutnya air tersebut dialirkan ke tangki
penampunan air yang akan digunakan kembali untukhujan buatan.
Sifat
air yang cair dapat menangkap partikel dan logam berbahaya pada asap pabrik
sebelum dikeluarkan. Dengan konsep hujanbuatan pada cerobong asap pabrik, maka asap yang
dikeluarkan dari pabrik tidak lagi mengandung banyak polutan yang berbahaya.
Partikel dan logam yang berhasil ditangkap salah satunya adalah silika, lambat laun akan terkumpul pada lapisan pasir yang
terletak pada bagian bawah cerobong asap pabrik. Selanjutnya bisa dimanfaatkan
sebagai campuran pembuatan semen berkualitas tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, 2010. Pencemaran Lingkungan akibat Dari Perkembangan
Industri. Diakses di
https://agungborn91.wordpress.com pada tanggal 07 Mei 2017 pukul 14:30 WIB.
Douglas C. Giancolli, 2001. FISIKA. Jakarta: Erlangga.
Irwan, Djamal. 2008. Tantangan
Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Muhammad, Rusdi. 2012. Cerobong Asap. Diakses di https:// Rusdhy_RSc17.wordpress.com
pada
tanggal 07 Mei 2017 pukul 14:30 WIB.
Mukono, 2006. Prinsip Dasar
Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press.
Riana, 2012. Polusi Udara Di Kota
Besar. Diakses di https://rianaggast.wordpress.com
pada tanggal 07
Mei 2017 pukul 15:30 WIB.
Septiani, Dina. 2012. Zat Kimia
Pencemar Udara. Diakses di
http://terapankimia.blogspot.co.id pada tanggal 07 Mei 2017 pukul 15:30 WIB.
Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar
Kimia. Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar