Sabtu, 03 Juni 2017

Cerobong Asap

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah                                                                 
Industri merupakan salah satu faktor penting terciptanya kemajuan kehidupan manusia. Kegiatan industri telah menghasilkan berbagai produk yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia, namun di lain sisi kegiatan industri ini juga membawa dampak yang negatif berupa pencemaran lingkungan, baik itu berbentuk padat, cair, ataupun gas buang berupa asap yang keluar dari cerobong asap pabrik.
Pencemaran udara oleh bahan-bahan kimia yang berasal dari aktivitas industri telah sampai pada tahap yang membahayakan. Apabila hal ini dibiarkan terus-menerus dan tidak terkendali, maka akan menyebabkan manusia tidak dapat bernapas lagi, karena seluruh atmosfer telah penuh dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya. Pencemaran udara oleh bahan-bahan kimia sudah merupakan suatu ancaman internasional, karena hal ini ternyata bukan hanya terjadi di negara-negara yang memiliki industri saja, namun polusinya juga menyebar ke negara-negara terdekat lainnya (Sumardjo, 2009). 
Pembangunan dalam bidang industri, menyebabkan tumbuhnya pabrik-pabrik yang memberikan efek samping berupa bahan-bahan kimia yang mengotori udara. Pencemaran udara oleh bahan-bahan kimia akan menyebabkan masalah yang kompleks, karena tidak hanya menyangkut kehidupan manusia, tetapi juga organisme hidup yang lain di bumi.
Pabrik-pabrik industri yang ada di Indonesia saat ini kurang memperhatikan filter pada cerobong asap pabriknya, sehingga asap hasil pembakaran yang keluar dari cerobong asap pabrik tidak tersaring dengan baik. Hal ini dapat membahayakan udara disekitar pabrik, karena zat-zat dan kandungan logam berbahaya yang ada pada asap ikut mencemari udara. Jika cerobong asap pabrik tidak memiliki filter yang baik, maka asap akan mengeluarkan banyak debu serta bau yang tidak sedap. Logam-logam berat yang dimuntahkan oleh cerobong asap pabrik dalam bentuk partikel perlu mendapat perhatian. Bahan-bahan kimia metalik ini sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan (Sumardjo, 2009).

Masalah asap pabrik industri disebabkan oleh cerobong asapnya yang tidak efektif. Di Indonesia, model dan posisi cerobong asap pabrik telah mengakibatkan semakin parahnya polusi udara. Selama ini cerobong asap pabrik dibangun menjulang tinggi ke langit (vertikal) dengan harapan agar gas buangnya akan berterbangan ke angkasa. Padahal, gas buangnya akan terbawa lagi ke bumi ketika terjadi hujan, bahkan menjadi hujan asam.
Kebanyakan pabrik masih belum menggunakan alat filtrasi pada cerobong asap. Dalam hal ini, langkah penganggulangan yang dapat dilakukan adalah dengan memasang alat-alat pembersih gas buang pada pabrik tersebut. Pemilihan alat pembersih gas setiap pabrik berbeda-beda. Semakin canggih alat yang digunakan maka gas emisi yang tersaring semakin banyak, hal ini dapat dilakukan untuk mengurangi emisi ke atmosfer. Pengendalian emisi dapat dilakukan dengan berbagai alat. Pemilihannya dapat dilakukan dengan pertimbangan efisiensi, sifat kimiawi pencemar, dan lainnya.
Asap pabrik merupakan salah satu penyumbang polutan penyebab pencemaran udara yang dikeluarkan oleh cerobong asap. Kandungan asap pabrik suatu industri seperti gas karbondioksida (CO2), karbon monoksida (CO), Sulfur Oksida (SO) dan partikulat polutan lainnya menyebabkan degradasi lingkungan yang memicu terjadinya hujan asam dan global warming. Dampak buruk polutan bagi kesehatan manusia jika konsentrasinya melebihi ambang batas antara lain dapat menyebabkan gangguan pernapasan seperti bronitis, emfisema, kanker kulit dan penurunan kesehatan pada umumnya sedangkan pada konsentrasi tinggi, senyawa (SO) ini dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan (Soedomo 2001).








ISI

A.    Cerobong Asap
1.      Pengertian Cerobong Asap
Cerobong asap adalah struktur untuk ventilasi panas gas buang atau asap dari boiler, kompor, tungku atau perapian ke luar atmosfer. Cerobong asap biasanya vertikal, atau sedekat mungkin ke vertikal, untuk memastikan bahwa aliran gas lancer. Ruang di dalam cerobong asap disebut asap. Cerobong asap dapat ditemukan pada bangunan, lokomotif  uap dan kapal di Amerika Serikat, cerobong asap istilah (bahasa sehari-hari, stack) juga digunakan ketika mengacu pada cerobong asap lokomotif. Istilah saluran umumnya digunakan untuk cerobong asap kapal dan kadang-kadang untuk merujuk cerobong asap lokomotif(Muhammad, Rusdi:2012)
Chimneys yang tinggi menarik  udara untuk pembakaran dan untuk membubarkan polutan dalam gas buang di wilayah yang lebih besar sehingga mengurangi konsentrasi polutan sesuai dengan batasan peraturan atau lainnya.
2.      Fungsi Cerobong Asap
Adapun fungsi cerobong asap adalah untuk meningkatkan menarik udara, untuk pembakaran dan untuk membubarkan polutan dalam gas buang di wilayah yang lebih besar sehingga mengurangi konsentrasi polutan sesuai dengan batasan peraturan atau lainnya(Muhammad, Rusdi:2012).
3.      Prinsip kerja cerobong asap
Prinsip Bernoulli ditemukan oleh Daniel Bernoulli pada tahun 1700-1782 diawal abad kedelapan belas. Pada intinya, prinsip Bernoulli menyatakan bahwa dimana kecepatan fluida tinggi, tekanan rendah, dan dimana kecepatan rendah, tekanan tinggi.
Dari prinsip tersebut dapat dijelaskan bahwa proses naiknya asap dalam cerobong diawali karena kondisi asap itu sendiri. Asap yang dihasilkan oleh pabrik memiliki suhu yang panas. Artinya lebih tinggi dari suhu udara yang berada di sekitar atau di atas cerobong asap. Karena tingginya suhu ini, mengakibatkan massa jenis udara kecil sehingga bergerak keatas.

Selain itu, terdapat angin yang bertiup di bagian atas cerobong, yang menyebabkan tekanan udara di sekitar cerobong menjadi lebih kecil. Sedangkan di dalam ruangan tertutup tidak terdapat angin yang bertiup, sehingga tekanan udara lebih besar. Inilah yang mengakibatkan asap pabrik tergiring naik ke dalam cerobong asap dan akhirnya keluar.
(Douglas C. Giancolli. 2001).
B.     Unsur penyebab pencemaran udara oleh cerobong asap
Jenis zat kimia pencemar udara yang berbahaya diantaranya adalah karbon dioksida, sulfur dioksida, nitrogen oksida dan lain-lain.
1.      Karbon dioksida (CO2)
Merupakan hasil pembakaran sempurna antara karbon dengan oksigen pada pembakaran batubara, minyak bumi dan gas pada industri. Gas karbondioksida dapat menyebabkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca merupakan efek dari kadar CO2 yang melebihi kadar yang seharusnya sehingga menyebabkan panas bumi meningkat. Panas bumi yang meningkat menyebabkan es di kutub mencair sehingga menyebabkan kota yang terletak di pimggiran pantai rentan terhadap banjir.
2.      Sulfur dioksida
Merupakan senyawa yang berasal dari pembakaran industri minyak bumi, batu bara, letusan gunung merapi dan diperoleh juga dari oksidasi bijih sulfida. Sulfur dioksida yang terhirup banyak dapat menyebabkan radang paru-paru dan tenggorokan akibat terbentuknya asam sulfit. Sulfur dioksida merupakan gas yang berbau menyengat, tidak berwarna, tidak flammable dan tidak eksplosif.
3.      Nitrogen oksida
Meliputi nitrogen monoksida dan nitrogen dioksida. Kebanyakan terdapat dari hasil asap kendaraan bermotor dan bahan bakar industri. Nitrogen monoksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau sedangkan nitrogen dioksida memiliki warna cokelat kemerahan dan bau yang tajam. Nitrogen oksida berbahaya karena merupakan penyusun asap fotokimia dan jika kena mata bisa perih dan terhirup menyebabkan sesak nafas.
(Dina Septiani:2012)

C.     Data yang menunjukan tingkat polusi asap pabrik saat ini
Badan Kesehatan Dunia (WHO) merilis daftar kota dengan tingkat polusi udara tertinggi. Kota tersebut bukan Beijing atau Mumbai yang identik dengan udara kotor melainkan kota kecil di Iran yang bernama Ahvaz. Kota ini memiliki tingkat polusi udara untuk PM10 hingga 372 mikrogram per meter kubik melebihi batas ambang maksimal WHO PM10 sebesar 20 mikrogram. Daftar WHO tersebut berisi hasil pemantauan polusi udara di 1.082 kota dari 91 negara. Hasilnya, kota-kota di Iran, India, Pakistan dan Mongolia menempati peringkat terburuk, sementara kota-kota di Amerika Serikat dan Kanada mendapat peringkat terbaik.
WHO merilis daftar tersebut pada Senin 26 September 2011 untuk menyoroti pentingnya pengurangan polusi udara yang diperkirakan menyebabkan 1,34 juta kematian per tahun. Daftar tersebut diperoleh sesuai laporan tahunan yang menghitung kadar partikel udara pada 1.082 kota di dunia. Pengukuran polusi udara menggunakan satuan partikulat atau dikenal juga dengan sebagai materi partikulat atau particulate matter (PM), yaitu bagian kecil dari materi padat yang terkandung dalam udara atau air. Kategorisasi yang paling umum digunakan pada partikel menggunakan ukurannya. Sebuah partikel dengan diameter 10 mikrometer atau kurang yang bergerak di udara disebut PM10. Ada juga PM2.5 yang menunjuk pada partikel dengan diameter kurang dari 2,5 mikrometer dalam udara yang bergerak bebas.
WHO merekomendasikan batas maksimal PM10 sebesar 20 mikrogram dapat menyebabkan penyakit pernafasan serius bagi manusia. Sebagian besar polutan udara tersebut adalah senyawa sulfur dioksida dan nitrogen dioksida yang dihasilkan dari pembangkit listrik, knalpot mobil, dan industri. Kota Ahvaz di Iran barat daya memiliki tingkat tertinggi PM10 rata-rata tahunan yaitu sebesar 372 mikrogram per meter kubik. Industri berat dan bahan bakar kendaraan berkualitas rendah adalah penyebab utama polusi udara di kota padang pasir dengan populasi 1,3 juta orang ini. Studi ini juga menemukan bahwa ibukota Mongolia, Ulan Bator, memiliki rata-rata kepadatan PM10 tahunan 279 mikrogram per meter kubik. Disusul oleh kota di sebelah barat Iran, Sanandaj dengan 254 mikrogram PM10 per meter kubik.
Kota-kota di Pakistan dan India seperti Quetta dan Kanpur, serta ibu kota Botswana, Gaborone juga menduduki peringkat tinggi pada tingkat polusi udaranya. WHO mengatakan bahwa penyebab tingginya tingkat polusi udara bervariasi. Cepatnya industrialisasi dan penggunaan bahan bakar transportasi dan pembangkit listrik yang berkualitas rendah seringkali menjadi sumber masalah. Daerah metropolitan India seperti New Delhi, Mumbai dan Kalkuta, telah melarang pembangunan pembangkit listrik baru dalam batas kota, sedangkan pembangkit listrik yang sudah ada ditutup atau dipindahkan. Namun, di saat yang sama, kurangnya angkutan umum telah menyebabkan ledakan mobil milik pribadi dan SUV sehingga meningkatkan jumlah polusi kendaraan diesel 10 kali lipat karena bahan bakar diesel disubsidi oleh pemerintah. Di Ulan Bator Mongolia, polusi udara disebabkan oleh pembakaran batu bara, kayu dan bahan-bahan lain untuk keperluan pemanasan, memasak, dan pembangkit listrik. Pembangkit listrik batu bara menghasilkan asap ke langit kota yang terletak di sebuah lembah yang dikelilingi pegunungan sehingga menjebak dan menahan polusi seperti di kota Beijing.
Di Ulan Bator banyak dihuni mantan penggembala dan petani yang tinggal di tenda-tenda atau gubuk-gubuk kayu dengan sedikit listrik dan panas, maka mereka mengandalkan pembakaran batubara, kayu, dan kotoran kering untuk memasak dan menjaga makanan tetap hangat. Asap pembakaran itu berkumpul dengan emisi kendaraan menciptakan selimut kabut asap tebal yang menutupi kota amper sepanjang tahun.
(Riana:2012)
D.    Dampak negatif dari cerobong asap
Cerobong asap pabrik yang mengeluarkan asap hitam tebal, banyak mengandung partikel-partikel halus butiran-butiran yang begitu kecil sehingga dapat menembus bagian terdalam paru-paru. Sebagian besar partikel halus ini terbentuk dengan polutan lain, terutama sulfur dioksida dan oksida nitrogen, dan secara kimiawi berubah dan membentuk zat-zat nitrat dan sulfat. Sementara itu, hasil penelitian World Health Organization (WHO) di pusat-pusat lokasi industri terjadi penurunan mutu udara ambien tiga kali lebih buruk dari baku mutu yang telah ditetapkan (Ariyanto, 2003).
Dampaknya bagi kesehatan manusia yang disebabkan oleh pencemaran udara akan terakumulasi dari hari ke hari. Dampaknya dalam jangka waktu yang lama akan berakibat pada berbagai gangguan kesehatan, seperti bronitis, emfisema, dan kanker paru-paru. Dampak kesehatan yang diakibatkan oleh pencemaran udara berbeda-beda antar individu. Populasi yang paling rentan adalah kelompok individu berusia lanjut dan balita. Menurut penelitian di Amerika Serikat, kelompok balita mempunyai kerentanan enam kali lebih besar jika dibandingkan dengan orang dewasa. Kelompok balita lebih rentan karena mereka lebih aktif, dengan demikian menghirup udara lebih banyak, sehingga mereka lebih banyak menghirup zat-zat pencemar.
Selain berdampak terhadap kesehatan, pencemaran udara juga dapat menganggu keseimbangan alam. Seperti menghambat fotosistesis tumbuhan. Terhadap tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosisnekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.
Selanjutnya dapat meningkatkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global. Pemanasan global sendiri akan berakibat pada pencairan es di kutub, perubahan iklim regional dan global, perubahan siklus hidup flora dan fauna, serta kerusakan lapisan ozon.
E.     Siklus Cerobong Asap
SOLUSI

A.    Usaha pencegahan pencemaran udara oleh asap pabrik yang dapat kita lakukan, yaitu:
1.      Pengendalian (SO2) dilakukan dengan mengurangi penggunaan bahan bakar bersulfur tinggi, seperti batu bara dengan bahan bakar yang lebih bersih untuk lingkungan.
2.      Cara yang paling tepat untuk menghindari terjadinya pencemaran (NO2) adalah dengan menghindari penggunaan bahan bakar fosil.
3.      Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil terutama yang mengandung asap serta gas-gas polutan lainnya agar tidak mencemarkan lingkungan.
4.      Melakukan penyaringan asap sebelum asap dibuang ke udara dengan cara memasang bahan penyerap polutan atau saringan.
5.      Mengalirkan gas buangan ke dalam air atau dalam lauratan pengikat sebelum dibebaskan ke air. Atau dengan cara penurunan suhu sebelum gas buang ke udara bebas.
6.      Membangun cerobong asap yang cukup tinggi sehingga asap dapat menembus lapisan inversi termal agar tiZdak menambah polutan yang tertangkap di atas suatu pemukiman.
7.      Mengurangi sistem transportasi yang efisien dengan menghemat bahan bakar dan mengurangi angkutan pribadi.
8.      Memperbanyak tanaman hijau di daerah polusi udara tinggi, karena salah satu kegunaan tumbuhan adalah sebagai indikator pencemaran dini, selain sebagai penahan debu dan bahan partikel lain.
B.     Cara menanggulangi pencemaran udara
1.      Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.
2.      Clean Air Act yang dibuat oleh pemerintah dan menambah pajak bagi industri yang melakukan pencemaran udara.
3.      Mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui diantaranya Fuel Cell dan Solar Cell.
4.      Menghemat Energi yang digunakan.
5.      Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.


C.     Hal yang dapat dilakukan
1.      Inovasi Hujan Buatan
Air adalah zat atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliunkilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Keberadaan air memiliki peran yang sangat besar di segala aspek, terutama dalam hal perindustrian. Air dalam industri tidak hanya digunakan sebagai pencuci bahan baku produksi melainkan dapat digunakan sebagai pencuci atau penyaring limbah dari proses produksi yang dihasilkan melalui cerobong asap pabriknya. Proses penyaringan limbah tersebut sangat efektif jika menggunakan media air.
Sifat air yang halus dapat mengikat logam berbahaya yang terkandung dalam limbah asap pabrik, salah satunya ada silika yang menjadi hasil samping dari inovasi hujan buatanMenurut Wikipedia, air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berikatan dengan sebuah ion hidroksida (OH-). Zat-zat kimia yang dihasilkan oleh sisa pembuangan proses industri sangatlah berbahaya untuk lingungan sekitar. Selain bisa berdampak pada kelestarian lingkungan, juga bisa mengakibatkan berbagai penyakit pada manusia. Ironisnya,  pihak-pihak pabrik sembarangan dalam hal pembuangan limbah yang dihasilkan dari proses perindustriannya. Akibatnya banyak lingkungan yang tercemar  yang semuanya bersumber dari pihak-pihak pengelola industri yang tidak bertanggung jawab. 
Menurut Rismunandar (1984:4), air yang dalam keadaan murni memiliki sifat dapat melarutkan dan melapukkan benda-benda keras dan logam tertentu yang terdapat pada limbah asap pabrik serta dapat melepaskan kembali zat yang larut di dalamnya.
Oleh karena itu, konsep hujan buatan pada cerobong asap pabrik akan dikombinasikan dengan air untuk meminimalisir dampak-dampak yang terkandung dalam limbah-limbah hasil produksi pabrik. Dengan adanya inovasi hujan buatan inilah yang akan memfilter semua limbah asap pabrik sebelum dikeluarkan ke lingkungan sekitar. Zat-zat berbahaya yang terkandung di dalam limbah asap pabrik akan disaring oleh air pada cerobong asap pabrik. Sehingga sisa-sisa penyaringan tersebut jika dikeluarkan ke lingkungan sudah dalam keadaan bersih dan aman bagi lingkungan.
Inovasi hujan buatan pada cerobong asap pabrik merupakansolusi yang efektif dalam upaya mengurangi bahaya polusi udara yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik industri. Membuat filter cerobong asap pabrik dengan memanfaatkan air dirasa efektif karena dapat menangkap partikel-partikel logam berbahaya dengan baik. Selain itu, hasil daritangkapan partikel logam yang berasal dari asap tersebut bisa digunakansebagai bahan dasar pembuatan semen, yakni dalam bentuk silikon. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Brent Constantz (Vivanews, 2011), bahwa air yang menangkap asap pabrik dapat dibuat sebagai bahan dasar semen. Yang tidak kalah pentingnya cara ini tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.
Adapun pelaksanaan inovasi hujan buatan sebagai upaya penyelamatan bumi dari bahaya polusi yaitu:
a.       Membangun tangki penyimpanan air
Tangki penyimpanan air yang dibangun, lokasinya harus berada di dekat cerobong asap pabrik bagian bawah. Hal ini dimaksudkan untuk mengefisienkan energi dari mesin air yang akan mendorong air hingga ke bagian atas cerobong asap pabrik. Ukurannya disesuaikan dengan besarnya cerobong asap pabrik.
b.      Memasang instalasi pipa
Memasang pipa mulai dari tangki penyimpanan air hingga terhubung ke bagian atas cerobong asap pabrikkemudian memberi cabang pada pipa untuk saluran air yang akan masuk ke dalam bagian cerobong, bagian ujung pipa yang dimasukkan kedalam cerobong asap pabrik diberi tempat keluarnya air seperti shower, alat ini nantinya yang akan membentuk hujan buatan pada cerobong asap pabrik ketika dialirkan air dengan deras. Air disini berfungsi untuk menghujani asap pabrik sebelum keluar dari cerobong asap. Sehingga air yang memiliki sifat yang halus dapat menangkap logam dengan ukuran kecil. Ada dua tingkatan air yang dimanfaatkan sebagai hujan buatan pada bagian atas cerobong asap pabrik, hal ini bertujuan untuk untuk mengefektifkan asap yang keluar dari cerobong asap pabrik.
c.       Memberi mesin pompa air
Mesin pompa air berfungsi untuk menyedot air dari tangki penyimpanan air dan memompanya hingga ke bagian atas cerobongdengan kuat. Mesin pompa air hanya difungsikan ketika pabrik sedang dalam proses produksi saja.
d.      Memasang lapisan pasir dan karbon aktif
Bagian bawah cerobong asap pabrik, diberi dua lapisan, yakni dari material pasir di lapisan atas dan karbon aktif pada lapisan terakhir. Dimana pasir berfungsi untuk menyaring partikel-partikel berbahaya yang terbawa oleh asap dan ditangkap oleh air. Karbon aktif yang terbuat dari arang tempurung kelapa berfungsi untuk mengabsorpsi bahan-bahan kimia berbahaya. Air yang keluar dari lapisan pasir dan karbon aktif, dialirkan kembali ke tangki penyimpanan air. Air yang sudah melewati proses penyaringan tersebut sudah bersih dan dapat digunakan kembali untuk dialirkan ke bagian atas cerobong asap pabrik. Jadi, tidak perlu menggunakan air yang baru, karena telah terjadi siklus air yang baik.Material partikel yang telah terkumpul dan mengendap, nantinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan semen.
e.       Menambahkan karbon aktif pada bagian atas cerobong asap pabrik
Bagian atas cerobong asap pabrik diberi karbon aktif yang berfungsi untuk menyerap partikel-partikel kecil yang tidak tertangkap oleh hujan buatan. Karbon aktif pada bagian atas pabrik dibuat dari tempurung kelapa yang memiliki nilai absorpsi paling tinggi dan berfungsi sebagai desulfurisasi, yang dapat menghilangkan gas beracun, bau busuk, asap, dan menyerap racun (dekindo.com, 2011).
Limbah asap pabrik yang dihasilan oleh industri merupakan abu sisa pembakaran dari batu bara yang dipakai dalam banyak industri.Asap pabrik sendiri tidak memiliki kemampuan mengikat seperti halnya semen. Tetapi dengan kehadiran air dan ukuran partikelnya yang halus, oksida silika yang dikandung oleh asap pabrik akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida yang terbentuk dari proses hidrasi semen dan menghasilkan zat yang memiliki kemampuan mengikat.
Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, aplikasi penggunaan silika pada industri semakin meningkat terutama dalam penggunaan silika ukuran partikel yang kecil. Salah satu contoh silika dengan ukuran mikron banyak diaplikasikan dalam material bangunan, yaitu sebagai bahan campuran pada semen. Semen yang dicampur dengan silika akan menghasilkan produk semen yang berkualitas tinggi.
Rongga yang kosong di antara partikel semen akan diisi oleh mikrosilika sehingga berfungsi sebagai bahan penguat beton (mechanical property) dan meningkatkan daya tahan (durability). Selama ini kebutuhan mikrosilika dalam negeri dipenuhi oleh produk impor, sehingga hasil sampingan dari inovasi teknologi ini mendapatkan dua keuntungan. Pertama, dapat mengurangi polusi udara. Kedua, memberikan nilai ekonomi yang baik melalui silika yang dihasilkan sebagai bahan campuran pembutan semen.
Hasil tangkapan dari hujan buatan pada cerobong asap pabrik yang berupa silika tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar semen. Constantz, peneliti dari California melihat peluang bahwa produsen semen, dapat memenuhi permintaan pasar sekaligus mengurangi jumlah karbondioksida yang dilepaskan ke atmosfer bumi. Selain itu, produsen semen juga bisa menyerap bahan baku dari pelepas karbondioksida terbesar di dunia, yakni pabrik-pabrik yang mengeluarkan banyak asap dari cerobong asap pabriknya (vivanews.com, 2011).
Konsep hujan buatan apabila diterapkan pada cerobong asap pabrik industri, maka dapat mengurangi bahaya polusi udara yang saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Selain caranya yang efektif, dari segi biaya juga tidak membutuhkan banyak dana. Berikut adalah gambar model teknolgi inovasi hujan buatan pada cerobong asap pabrik.
Gambar 2.Model Inovasi Hujan Buatan pada Cerobong Asap Pabrik

2.      PLB (Program Langit Biru) adalah suatu program pengendalian pencemaran udara dari kegiatan sumber bergerak (kendaraan bermotor) dan sumber tidak bergerak (industri). Program itu bertujuan untuk menciptakan mekanisme kerja, dalam pengendalian pencemaran udara yang berdaya guna dan berhasil guna, serta terkendalinya pencemaran udara. Kemudian, tercapainya  kualitas udara ambien yang diperlukan untuk kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya serta terwujudnya perilaku manusia sadar lingkungan.
3.      Upaya sadar lingkungan dalam menunjang PLB, antara lain menurunkan beban emisi pencemaran industri, melaksanakan penghijauan melalui program penghutanan kota yang diselenggarakan pemda maupun masyarakat di lingkungan rumah, perkantoran dan industri.
4.      Sedangkan untuk mengurangi pencemaran udara di lingkungan perumahan, perkantoran dan industri, pihak Bapedalda (Badan Penelitian Dampak Lingkungan Daereh) mengimbau kepada pemilik kendaraan, agar merawat kendaraannya dengan baik. Karena kendaraan yang kurang terawat berpotensi mencemari udara.
5.      Selain itu, lahan yang tersedia di sekitar rumah, kantor dan pabrik agar dimanfaatkan untuk penghijauan. Karena, setiap pohon di samping menghasilkan oksigen juga berfungsi sebagai penyaring udara.
D.    Teknologi yang dapat digunakan untuk menanggulangi pencemaran asap pabrik melalui cerobong asap
Pengendalian emisi dapat dilakukan dengan berbagai alat. Pemilihannya dapat dilakukan dengan pertimbangan efisiensi, sifat kimiawi pencemar, dan lainnya. Beberapa alat pengendali emisi antara lain sebagai berikut:
1.      Filter udara, berguna untuk menyaring partikel yang ikut keluar dari cerobong agar tidak ikut terlepas ke udara sehingga hanya udara yang bersih yang keluar ke lingkungan.
2.      Pengendap siklon, yaitu pengendap partikel yang ikut dalam emisi dengan memanfaatkan gaya sentrifugal dari partikel dengan cara partikel diembuskan ke dinding tabung siklon sehingga partikel yang berat akan mengendap.
3.      Pengendap sistem gravitasi, yaitu ruang panjang yang dilalui partikel sehingga perlahan-lahan dimungkinkan terjadi pengendapan partikel ke bawah akibat gaya gravitasi.
4.      Pengendap elektrostatika, berguna untuk mengendapkan partikel di bawah diameter 5 mikrometer dan paling efektif digunakan pengendap elektrostatik. Dengan alat ini, volume udara yang dibersihkan dapat dalam jumlah yang besar.
5.      Filter basah, scrubber, atau wet collectors, berguna untuk mengendapkan pencemar nonpartikel. Scrubber dapat memisahkan udara bersih dari pencemar nonpartikel. Kerja alat ini adalah dengan menggunakan larutan penyerap. Pencemar nonpartikel dilewatkan dalam larutan penyerap sehingga larutan akan menyerap pencemar nonpartikel tersebut.
E.     Peraturan perundang-undangan
Penanggulangan dan Pemulihan Pencemaran Udara Pasal 25
1.        Setiap orang atau penanggungjawab usaha dan atau kegiatan yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara dan atau gangguan wajib melakukan upaya penanggulangan dan pemulihannya.
2.        Kepala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis penanggulangan dan pemulihan pencemaran udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
BAB VI
GANTI RUGI
Pasal 54
(1) Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang mengakibatkan terjadinya pencemaran udara wajib menanggung biaya penanggulangan pencemaran udara serta biaya pemulihannya.
(2) Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan kerugian bagi pihak lain, akibat terjadinya pencemaran udarawajib membayar ganti rugi terhadap pihak yang dirugikan.
Penetapan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencemaran udara seperti Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Penentuan pengelola pengawasan dan penanggungjawab pengendalian pencemaran udara serta dampaknya, yaitu:
1.         Kementerian Negara Lingkungan Hidup bertanggungjawab terhadap regulasi emisi dan pemantauan dampak lingkungan yang terjadi.
2.         Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral bertanggungjawab terhadap pengawasan dan pengendali mutu bahan bakar.
3.         Departemen Perindustrian bertanggungjawab mengawasi produk komponen kendaraan yang ramah lingkungan dan mengawasi dan sertifikasi bengkel dalam rangka meningkatkan kualitas udara di perkotaan.
4.         Departemen Perhubungan bertanggungjawab pengujian tipe untuk kendaraan bermotor produksi baru termasuk uji emisi gas buang dan pengadaan dan pemasangan converter kit.
5.         Pemerintah Daerah bertanggungjawab terhadap pengujian kendaraan bermotor yang sedang berjalan.
(Mukono: 2006)













KESIMPULAN

            Pencemaran udara oleh bahan-bahan kimia yang berasal dari aktivitas industri telah sampai pada tahap yang membahayakan makhluk hidup di bumi, termasuk manusia. Cerobong asap pabrik yang tidak menggunakan filter akan mengeluarkan limbah asap yang mengandung banyak partikel dan logam berbahaya ke udara bebas. Saat ini, masih banyak pabrik yang belum menggunakan filter pada cerobong asap pabriknya. Sehingga banyak logam berbahaya yang keluar dan membahayakan kehidupan di sekitarnya. Oleh karena itu, diperlukan teknologi yang tepat dan efektif untuk bisa diterapkan pada cerobong asap pabrik. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan air, dengan inovasi hujan buatan pada cerobong asap pabrik sebagai upaya penyelamatan bumi dari polusi udara.
            Konsep hujan buatan memanfaatkan air untuk menangkap banyak partikel dan logam berbahaya yang terbawa oleh asap pabrik sebelum keluar dari cerobong. Pada bagian atas cerobong asap pabrik diberi karbon aktif untuk menyerap logam berbahaya. Air yang jatuh nantinya akan disaring kembali oleh lapisan pasir dan karbon aktif yang berada pada bagian bawah cerobong asap. Selanjutnya air tersebut dialirkan ke tangki penampunan air yang akan digunakan kembali untukhujan buatan.
            Sifat air yang cair dapat menangkap partikel dan logam berbahaya pada asap pabrik sebelum dikeluarkan. Dengan konsep hujanbuatan pada cerobong asap pabrik, maka asap yang dikeluarkan dari pabrik tidak lagi mengandung banyak polutan yang berbahaya. Partikel dan logam yang berhasil ditangkap salah satunya adalah silika, lambat laun akan terkumpul pada lapisan pasir yang terletak pada bagian bawah cerobong asap pabrik. Selanjutnya bisa dimanfaatkan sebagai campuran pembuatan semen berkualitas tinggi.









DAFTAR PUSTAKA
Agung, 2010. Pencemaran Lingkungan akibat Dari Perkembangan Industri. Diakses di
https://agungborn91.wordpress.com  pada tanggal 07 Mei 2017 pukul 14:30 WIB.
Douglas C. Giancolli, 2001. FISIKA.  Jakarta: Erlangga.
Irwan, Djamal. 2008. Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Muhammad, Rusdi. 2012. Cerobong Asap. Diakses di https:// Rusdhy_RSc17.wordpress.com
 pada tanggal 07 Mei 2017 pukul 14:30 WIB.          
Mukono, 2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press.
Riana, 2012. Polusi Udara Di Kota Besar. Diakses di https://rianaggast.wordpress.com 
pada tanggal 07 Mei 2017 pukul 15:30 WIB.
Septiani, Dina. 2012. Zat Kimia Pencemar Udara. Diakses di
 http://terapankimia.blogspot.co.id  pada tanggal 07 Mei 2017 pukul 15:30 WIB.
Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia. Jakarta: EGC.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar